TahapanPerencanaan Jembatan. Di bawah ini tahap-tahap dalam perencanaan sebuah jembatan, antara lain : Tahap 1. Survei dan Investigasi. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melakukan survei dan investigasi perencanaan jembatan yakni tata guna lahan, lalulintas, topografi, hidrologi, kriteria tanah, geologi, bahan, dan tenaga kerja.
Gelagarjembatan merupakan konstruksi bangunan yang memiliki beragam penampang sesuai jarak bentangan mulai dari pendek hingga panjang. Beberapa jenis meliputi, I beams, T beams, U beams dan Box beams. Dalam uraiakn ini akan kami ulas mengenai apa saja jenis-jenis gelagar atau girder sesuai bentangannya
Ditinjaudari bentuk struktur konstruksi, jembatan bisa dibedakan, yakni: Jembatan gelagar biasa Jembatan portal Jembatan rangka Jembatan gantung Jematan kabel penahan 2.1.2 Dasar Pemilihan Tipe Jembatan Banyak beberapa faktor yang menentukan tipe dari jembatan yang akan dibangun agar bangunan yang akan dibangun efisien dan ekononis.
Jembatangelagar (girder bridge), 4. Jembatan rangka (truss bridge), beton atau beton pratekan sebagai gelagar utama (Zarkasi dan Rosliansjah, 1995). Pemilihan bahan gelagar tergantung pada ketersediaan bahan, metode pelaksanaan dan harga konstruksi. Dalam standar ISO ada sepuluh jenis garis yang digunakan dalam gambar teknik. Sebutkan
Vay Tiα»n Nhanh Ggads. Untuk memahami berbagai bentuk struktur jembatan, terlebih dahulu perlu ditinjau tentang klasifikasi jembatan. Klasifikasi jembatan dapat dibagi berdasarkan material super strukturnya, penggunanya, sistem struktur yang digunakan, dan kondisi pendukung. Selain itu juga perlu dipahami desain konseptual jembatan agar dapat menentukan jenis jembatan yang sesuai. Klasifikasi Jembatan 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan a Klasifikasi material superstruktur Menurut material superstrukturnya jembatan diklasifikasikan atas β Jembatan baja Jembatan yang menggunakan berbagai macam komponen dan sistem struktur baja deck, girder, rangka batang, pelengkung, penahan dan penggantung kabel. β Jembatan beton Jembatan yang beton bertulang dan beton prategang β Jembatan kayu Jembatan dengan bahan kayu untuk bentang yang relatif pendek β Jembatan Metal alloy Jembatan yang menggunakan bahan metal alloy seperti alluminium alloy dan stainless steel β Jembatan komposit Jembatan dengan bahan komposit komposit fiber dan plastik β Jembatan batu Jembatan yang terbuat dari bahan batu; di masa lampau batu merupakan bahan yang umum digunakan untuk jembatan pelengkung. b Klasifikasi berdasarkan penggunanya β Jembatan jalan Jembatan untuk lalu lintas kendaraan bermotor β Jembatan kereta api Jembatan untuk lintasan kereta api β Jembatan kombinasi Jembatan yang digunakan sebagai lintasan kendaraan bermotor dan kereta api β Jembatan pejalan kaki Jembatan yang digunakan untuk lalu lintas pejalan kaki β Jembatan aquaduct Jembatan untuk menyangga jaringan perpipaan saluran air c Klasifikasi berdasarkan sistem struktur yang digunakan β jembatanIβGirder. Gelagar utama terdiri dari plat girder atau rolled-I. Penampang I efektif menahan beban tekuk dan geser. β Jembatan gelagar kotak box girder Gelagar utama terdiri dari satu atau beberapa balok kotak baja fabrikasi dan dibangun dari beton, sehingga mampu menahan lendutan, geser dan torsi secara efektif. 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan Sejumlah Balok T dari beton bertulang diletakkan bersebelahan untuk mendukung beban hidup β Jembatan Gelagar Komposit Plat lantai beton dihubungkan dengan girder atau gelagar baja yang bekerja sama mendukung beban sebagai satu kesatuan balok. Gelagar baja terutama menahan tarik sedangkan plat beton menahan momen lendutan. β Jembatan gelagar grillage grillage girder Gelagar utama dihubungkan secara melintang dengan balok lantai membentuk pola grid dan akan menyalurkan beban bersama-sama β Jembatan Dek Othotropic Dek terdiri dari plat dek baja dan rusuk/rib pengaku β Jembatan Rangka Batang Truss Elemen-elemen berbentuk batang disusun dengan pola dasar menerus dalam struktur segitiga kaku. Elemen-elemen tersebut dihubungkan dengan sambungan pada ujungnya. Setiap bagian menahan beban axial juga tekan dan tarik. Gambar menunjukkan Jembatan truss Warren dengan elemen vertikal yang disebut βthrough bridgeβ, plat dek diletakkan melintasi bagian bawah jembatan Gambar Jembatan Truss Warren Sumber Chen & Duan, 2000 β Jembatan Pelengkung arch Pelengkung merupakan struktur busur vertikal yang mampu menahan beban tegangan axial β Jembatan Kabel Tarik Cablestayed Gelagar digantung oleh kabel berkekuatan tinggi dari satu atau lebih menara. Desain ini lebih sesuai untuk jembatan jarak panjang 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan Gelagar digantung oleh penggantung vertikal atau mendekati vertikal yang kemudian digantungkan pada kabel penggantung utama yang melewati menara dari tumpuan satu ke tumpuan lainnya. Beban diteruskan melalui gaya tarik kabel. Desain ini sesuai dengan jembatan dengan bentang yang terpanjang. d Klasifikasi berdasarkan kondisi pendukung Gambar menunjukkan tiga perbedaan kondisi pendukung untuk gelagar dan gelagar rangka Gambar Pendukung gelagar jembatan a gelagar sederhana; b gelagar menerus; c gelagar gerber Sumber Chen & Duan, 2000 β Jembatan dengan pendukung sederhana Gelagar utama atau rangka batang ditopang oleh roll di satu sisi dan sendi di sisi yang lainnya. β Jembatan dengan pendukung menerus Gelagar atau rangka batang didukung menerus oleh lebih dari tiga sendi sehingga menjadi sistem struktur yang tidak tetap. Kecenderungan itu lebih ekonomis karena jumlah sambungan sedikit serta tidak memerlukan perawatan. Penurunan pada pendukung sebaiknya dihindari. β Jembatan gerber jembatan kantilever Jembatan menerus yang dibuat dengan penempatan sendi di antara pendukung. β Jembatan rangka kaku Gelagar terhubung secara kaku pada sub struktur Desain Konseptual Desain jembatan merupakan sebuah kombinasi kreasi seni, ilmu alam, dan teknologi. Desain konseptual merupakan langkah awal yang harus di ambil perancang untuk mewujudkan dan menggambarkan 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan jembatan untuk menentukan fungsi dasar dan tampilan, sebelum dianalisa secara teoritis dan membuat detail-detail desain. Proses desain termasuk pertimbangan faktor-faktor penting seperti pemilihan sistem jembatan, material, proporsi, dimensi, pondasi, estetika dan lingkungan sekitarnya. Perencanaan jembatan secara prinsip dimaksudkan untuk mendapatkan fungsi tertentu yang optimal. Proyek jembatan diawali dengan perencanaan kondisi yang mendasar. Untuk mendapatkan tujuan yang spesifik, jembatan memiliki beberapa arah yang berbeda-beda; lurus, miring atau tidak simetris, dan melengkung horisontal seperti terlihat pada Gambar Jembatan lurus mudah di rencanakan dan dibangun tetapi memerlukan bentang yang panjang. Jembatan miring atau jembatan lengkung umumnya diperlukan untuk jalan raya jalur cepat expressway atau jalan kereta api yang memerlukan garis jalan harus tetap lurus atau melengkung ke atas, sering memerlukan desain yang lebih sulit. Lebar jembatan tergantung pada keperluan lalu lintasnya. Untuk jembatan layang, lebarnya ditentukan oleh lebar jalur lalu lintas dan lebar jalur pejalan kaki, dan seringkali disamakan dengan lebar jalannya. Gambar Arah Jembatan Sumber Chen & Duan, 2000 Estetika β selaras dengan lingkungan Jembatan harus berfungsi tidak saja sebagai jalan, tetapi struktur dan bentuknya juga harus selaras dan meningkatkan nilai lingkungan sekitarnya. Meskipun terdapat perbedaan pandangan estetika dalam teknik jembatan, Svensson 1998 menyarankan β Pilih sistem struktur yang bersih dan sederhana seperti balok, rangka, pelengkung atau struktur gantung; jembatan harus terlihat terpercaya dan stabil; β Terapkan proporsi tiga dimensional yang indah, antar elemen struktural atau panjang dan ukuran pintu masuk jembatan β Satukan semua garis pinggir struktur, yang menentukan tampilannya. Kekurangan salah satu bagian tersebut akan dapat menyebabkan kekacauan, kebimbangan dan perasaan ragu-ragu. Transisi dari bentuk garis lurus ke garis lengkung akan membentuk parabola. β Perpaduan yang sesuai antara struktur dan lingkungannya akan menjadi lansekap kota. Sangat perlu skala struktur dibandingkan skala lingkungan sekitarnya. 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan β Pemilihan material akan sangat berpengaruh pada estetika β Kesederhanaan dan pembatasan pada bentuk struktural asli sangat penting β Tampilan yang menyenangkan dapat lebih ditingkatkan dengan pemakaian warna β Ruang di atas jembatan sebaiknya dibentuk menjadi semacam jalan yang dapat berkesan dan membuat pengendara merasa nyaman. β Strukturnya harus direncanakan sedemikian rupa sehingga aliran gaya dapat diamati dengan jelas β Pencahayaan yang cukup akan dapat meningkatkan tampilan jembatan pada malam hari. Gambar berikut menunjukkan konsep rancangan jembatan Ruck-a-Chucky melintasi sungai Amerika sekitar 17 km dari bendungan Auburn di California. Anker kabel untuk Lengkung horisontal kabel penahan jembatan sepanjang 396 m direncanakan di sisi bukit. Meskipun jembatan ini tidak pernah dibangun, desain ini sesuai dengan topografi lingkungan sekitarnya, dan merupakan sebuah desain yang sangat memahami lingkungan. Gambar Konsep desain jembatan Ruck-a-Chucky Sumber Chen & Duan, 2000 e Pemilihan Jenis Jembatan Pemilihan jenis-jenis jembatan merupakan tugas yang kompleks untuk memenuhi keinginan pemilik. Tabel menunjukkan format matriks 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan evaluasi yang dapat digunakan untuk memilih jenis-jenis jembatan. Untuk poin yang ada pada tabel tersebut untuk faktor prioritas diberikan penilaian 1 β 5 1 = rendah; 2 = standar; 3 = tinggi; 4 = tinggi sekali; 5 = sangat tinggi. Tingkat kualitas diberikan dalam skala 1 β 5 1 = kurang; 2 = cukup; 3 = bagus; 4 = sangat bagus; 5 = sempurna. Bobot penilaian berisi perkalian faktor prioritas dengan faktor tingkat kualitas dan dihitung untuk setiap alternatif jenis jembatan. Jembatan dengan jenis yang memiliki total nilai tertinggi akan menjadi alternatif terbaik. Tabel Format matriks evaluasi untuk memilih jenis jembatan Tipe jembatan Poin 1 Prioritas 2 Kualitas 3 Bobot penilaian 2 x 3 Struktural Trafik Kemudahan konstruksi Pemeliharaan dan pemeriksaan Dampak jadwal konstruksi Estetika Lingkungan Pengembangan selanjutnya Biaya Total penilaian Tipe jembatan umumnya ditentukan oleh berbagai faktor seperti beban yang direncanakan, kondisi geografi sekitar, jalur lintasan dan lebarnya, panjang dan bentang jembatan, estetika, persyaratan ruang di bawah jembatan, transportasi material konstruksi, prosedur pendirian, biaya dan masa pembangunan. Tabel berikut menunjukkan aplikasi panjang bentang beberapa tipe jembatan. Tabel Tipe jembatan dan aplikasi panjang jembatan Tipe jembatan Panjang bentang m Contoh jembatan dan panjangnya Gelagar beton prestress 10 - 300 Stolmasundet, Norwegia, 301 m Gelagar baja I / kotak 15 - 376 Jembatan Sfalassa, Itali, 376 m Rangka baja 40 - 550 Quebec, Canada, 549 m Baja lengkung 50 - 550 Shanghai Lupu, China, 550 m Beton lengkung 40 - 425 Wanxian, China, 425 m tabung baja berisi beton Kabel tarik 110 - 1100 Sutong, China, 1088 m Gantung 150 - 2000 Akaski-Kaikyo, Jepang, 1991 m Bentuk Struktur Jembatan Kemajuan pengetahuan dan teknologi di bidang jembatan sejalan dengan kemajuan peradaban manusia. Bentuk jembatan juga berkembang dari jembatan sederhana hingga jembatan kabel, yang penggunaannya akan disesuaikan dengan keperluan atau kebutuhan. 1. lingkup pekerjaan dan peraturan bangunan Pengertian jembatan sederhana adalah ditinjau dari segi konstruksi yang mudah dan sederhana, atau dapat diterjemahkan struktur terbuat dari bahan kayu yang sifatnya darurat atau tetap, dan dapat dikerjakan/dibangun tanpa peralatan modern canggih. Sesederhana apapun struktur dalam perencanaan atau pembuatannya perlu memperhatikan dan mempertim- bangkan ilmu gaya mekanika, beban yang bekerja, kelas jembatan, per- aturan teknis dan syarat-syarat kualitas cheking Di masa lampau untuk menghubungkan sungai cukup dengan menggunakan bambu, atau kayu gelondongan. Bila dibanding dengan bahan lain seperti baja, beton atau lainnya, bahan kayu merupakan bahan yang potensial dan telah cukup lama dikenal oleh manusia. Pada saat bahan baja dan beton digunakan untuk bahan jembatan, bahan kayu masih memegang fungsi sebagai lantai kendaraan. Sifat-sifat Jembatan Kayu Jembatan kayu merupakan jembatan dengan material yang dapat diperbaharui renewable. Kayu adalah sumber daya alam yang pemanfaatannya akhir-akhir ini lebih banyak pada bidang industri kayu lapis, furnitur, dan dapat dikatakan sangat sedikit pemakaiannya dalam bidang jembatan secara langsung sebagai konstruksi utama. Pemakaian kayu sebagai bahan jembatan mempunyai beberapa keuntungan antara lain Β Kayu relatif ringan, biaya transportasi dan konstruksi relatif murah, dan dapat dikerjakan dengan alat yang sederhana Β Pekerjaan-pekerjaan detail dapat dikerjakan tanpa memerlukan peralatan khusus dan tenaga ahli yang tinggi Β Jembatan kayu lebih suka menggunakan dek dari kayu sehingga menguntungkan untuk lokasi yang terpencil dan jauh dari lokasi pembuatan beton siap pakai ready mix concrete. Dek kayu dapat dipasang tanpa bekisting dan tulangan sehingga menghemat biaya Β Kayu tidak mudah korosi seperti baja atau beton Β Kayu merupakan bahan yang sangat estetik bila didesain dengan benar dan dipadukan dengan lingkungan sekitar Dari penjelasan diatas, dapat dikatakan bahwa jembatan kayu untuk konstruksi jembatan berat dengan bentang sangat panjang sudah tidak ekonomis lagi. Jadi jembatan kayu lebih sesuai untuk konstruksi sederhana dengan bentang pendek.
Sebuah jembatan gelagar adalah jembatan yang menggunakan balok sebagai sarana penunjang nya dek . [1] Dua jenis jembatan gelagar baja modern yang paling umum adalah pelat dan kotak. [ rujukan? ] Istilah "girder" sering digunakan secara bergantian dengan "balok" mengacu pada desain jembatan. [2] [3] [4] [5] Namun, beberapa penulis mendefinisikan jembatan balok sedikit berbeda dari jembatan gelagar. [6] Sebuah girder dapat dibuat dari beton atau baja. Banyak jembatan yang lebih pendek, terutama di daerah pedesaan di mana mereka mungkin terkena luapan air dan korosi, menggunakan balok balok beton . Istilah "girder" biasanya digunakan untuk merujuk pada balok baja. Pada jembatan balok atau gelagar, balok itu sendiri adalah penopang utama geladak, dan bertanggung jawab untuk memindahkan beban ke pondasi. Jenis bahan, bentuk, dan berat semuanya memengaruhi seberapa banyak berat yang dapat ditampung oleh balok. Karena sifat-sifat momen kedua luas , ketinggian gelagar merupakan faktor yang paling signifikan untuk mempengaruhi kapasitas bebannya. Bentang yang lebih panjang, lebih banyak lalu lintas, atau jarak balok yang lebih lebar semuanya akan secara langsung menghasilkan balok yang lebih dalam. Dalam rangka dan lengkungan-Jembatan gaya, gelagar masih menjadi penopang utama geladak, tetapi beban dipindahkan melalui truss atau lengkung ke pondasi. Desain ini memungkinkan jembatan untuk menjangkau jarak yang lebih jauh tanpa memerlukan kedalaman balok untuk meningkatkan melampaui apa yang praktis. Namun, dengan dimasukkannya truss atau lengkungan jembatan tidak lagi menjadi jembatan gelagar sejati. Jembatan gelagar telah ada selama ribuan tahun dalam berbagai bentuk tergantung pada sumber daya yang tersedia. Jenis jembatan tertua adalah jembatan balok , lengkung dan ayun , dan masih dibangun sampai sekarang. Jenis jembatan ini telah dibangun oleh manusia sejak zaman kuno, dengan desain awal yang jauh lebih sederhana daripada yang kita nikmati saat ini. Seiring kemajuan teknologi, metode ditingkatkan dan didasarkan pada pemanfaatan dan manipulasi batu, batu, mortar dan bahan lain yang akan berfungsi lebih kuat dan lebih lama. Di Roma kuno , teknik untuk membangun jembatan termasuk menggerakkan tiang kayu untuk berfungsi sebagai kolom jembatan dan kemudian mengisi ruang kolom dengan berbagai bahan konstruksi. Jembatan-jembatan yang dibangun oleh orang Romawi pada waktu itu adalah dasar tetapi sangat dapat diandalkan dan kuat sementara melayani tujuan yang sangat penting dalam kehidupan sosial. Ketika Revolusi Industri datang dan pergi, material baru dengan sifat fisik yang lebih baik digunakan; dan besi tempa diganti dengan baja karena kekuatan baja yang lebih besar dan potensi aplikasi yang lebih besar. Dermaga jembatan gelagar beton selama konstruksi sebelum pemasangan dek jembatan dan tembok pembatas, terdiri dari tiang bersudut ganda untuk penyangga bawah, tutup beton horizontal tengah, dan gelagar atas dengan penyangga kayu sementaraRintisan di ujung timur Jembatan Memorial Dunn memberikan penampang yang baik dari konstruksi jembatan gelagar
Assalamuβalaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh β Pada tahun 1997 supriadi mengemukakan bahwa suatu struktur pokok terdiri dari dua jenis yaitu struktur jembatan atas dan struktur jembatan bawah. Sumber Instagram Galerisipil Baca Juga Metode Curing Beton Struktur jembatan atas berfungsi memindahkan beban-beban lantai jembatan ke perletakan arah horizontal. Sedangkan struktur jembatan bawah merupakan komponen yang meneruskan beban dari dak ke tanah. Baca Juga Tabel, Kelas, dan Klasifikasi Ragam Mutu Beton Struktur Atas Jembatan Sumber Instagram Galerisipil Struktur jembatan atas berfungsi memindahkan beban beban lantai jembatan ke perlatakan arah horizontal yang meliputi Gelagar induk atau gelagar utama, Berfungsi menahan bebasn langsng dari pelat lantai kendaraan. Letaknya memanjang arah jembatan atau tegak lurus arah aliran sungai. Gelagar melintang / diafragma, Berfungsi mengikat beberapa balok gelagar induk untuk mencegah pergeseran antar gelagar induk. Letaknya melintang arah jembatan. Pelat lantai jembatan, Berfungsi sebagaipenahan lapisan perkerasan yang menahan langsung beban lalu lintas. Beban tersebut kemudian disalurkan secara merata keseluruh lantai. Perletakan atau andas, Berfungsi menyalurkan semua beban langsung jembatan ke abutment dan diteruskan ke pondasi. Terletak menumpu pada abutment. Pelat injak, Berfungsi menghubungkan jalan dan jembatan sehingga tidak ada perbedaan tinggi antar keduanya. Selain itu menutup bagian sambungan agar tidak terjadi keausan pada pelat jembatan. Baca Juga Jenis Jenis Tumpuan Struktur Bangunan Struktur Bawah Jembatan Sumber Instagram Galerisipil Fungsi utama struktur bawah jembatan adalah memikul beban beban pada struktur atas dan bawah itu sendiri untuk disalurkan ke pondasi dan tanah dasar. Struktur bawah jembatan umumnya meliputi Pondasi, Merupakan perantara dalam penerimaan beban yang bekerja pada bangunan pondasi ke tanah dasar bawahnya. Beberapa pondasi yang sering digunakan adlaah pondasi dangkal maks kedalaman 12m dan pondasi dalam >12m. Abutment, Terletak pada ujung jembatan dan berfungsi sebagai penaan tanah dan menahan bagian ujung dari balok gelagar induk. Umumnya dilengkapi dengan konstruksi sayap guna menahan tanah dalam arah gerak lurus as jembatan dari tekanan lateral. Pilar, Penobang jembatan dengan tanah. Bentuk dan jumlah pilar harus mempertimbangkan pola pergerakan aliran sungai, topografi sungai, keadaan tanah, dan jarak bentangan yang tersedia. Baca Juga Kelebihan Kekurangan Hebel Bata Ringan, Bata Merah, dan Batako Gambar Komponen Struktur Jembatan Sumber Instagram Galerisipil Baca Juga Cara Menghitung Volume Sloof dan RAB So anda sekarang lebih paham tentang Komponen Struktur Jembatan kan? seorang teknik sipil harus paham dan memahami secara betul tentang materi ini, dikarenakan menentukan kekuatan dalam pondasi jembatan tersebut. Sehingga, dalam perencanaan pembangunan jembatan tidak terdapat kesalahan yang mengakibatkan jembatan itu roboh ataupun miring, dikarenakan sangat riskan dalam perencanaan pembangunan jembatan yang harus dituntut untuk sempurna dan tanpa kesalahan, sehingga para pengguna jembatan bisa lebih terjaga keselamatanya. Semoga artikel yang ihategreenjello bagikan ini bermanfaat untuk kalian semua ya. terimakasih. Wa alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh
sebutkan jenis jembatan menurut gelagar utama